Sabtu, 23 Oktober 2010

RESUME DIGITAL CINEMA

Seorang sutradara film, George Lucas, mengatakan bahwa film yang berkembang pada abad ke 19 adalah hasil perkembangan fotografi yang menggunakan pita seluloid yang befungsi untuk menangkap dan merekam gambar. Kemudian sekitar abad ke-20an teknologi digital telah menemukan pengganti pita seluloid itu untuk menampilkan cara penggarapan baru untuk dunia film (bioskop) yaitu bioskop digital(cinema digital. Pengertian dari digital cinema adalah sebuah system yang lengkap dimana meliputi seluruh rantai produksi film dari akuisisi yang berhubungan dengan kamera digital. Dalam 20 tahun terakhir ini, teknologi digital, teknik dan estetika visual memiliki pengaruh yang besar pada setiap tahap pembuatan film dan proses pendistribusiannya.

Digital Produksi dan Pasca Produksi

Proses pembuatan film saat ini masih menggunakan kamera digital dengan pita seluloid 35mm atau 70mm, yang memiliki kualitas gambar yang lebih rendah bila dibandingkan dengan proses pembuatan film yang menggunakan teknologi digital. Selain itu dengan menggunakan teknologi digital untuk proses produksi dan pasca produksi bisa dengan memanfaatkan komputer. digital film dimulai pada akhir tahun 1980an, ketika Sony menggunakan konsep sinematografi elektronik. Pada akhir tahun 1990an diperkenalkan HDCAM dengan mengganti dari proses sinematografi digital untuk membuat film menggunakan kamera digital. High-end kamera menggunakan sensor tunggal yang ukurannya sama seperti film 35mm frame atau kamera film konvensional, dan pengambilan gambar dalam format HDTV progresif memberikan ukuran gambar sebesar 720x1080 pixel dan hasilnya adalah filmis. Pada pertengahan 1990-an Sony DCR-VX1000 MiniDV kamera format menjanjikan kualitas gambar yang cukup baik untuk film yang biayanya rendah secara digital. Perbedaan kamera high-end dan MiniDV : Kamera high-end menggunakan kompresi untuk mengurangi ukuran file, sedangkan sistem MiniDVmenggunakan tingkat kompresi yang tinggi dan mengurangi kualitas gambar untuk penyimpanan ukuran.


Keuntungan menggunakan teknologi digital pada proses produksi film yaitu sebelumnya dalam penggarapan sebuah film, harus dibuat dengan pita seluloid yang harganya sangat mahal. Pita seluloid yang harganya mahal tetapi hanya mampu merekam hanya sebentar. Sedangkan secara digital  dibutuhkan dana yang lebih rendah dibanding mengunakan pita seluloid. Selain itu keuntungan yang lain, memungkinkan nyata lokasi yang sebagian atau  sepenuhnya digantikan dengan digital yang dibuat. Kosekuensi dari meningkatnya penggunaan teknik komputer ini adalah pencitraan dalam pembuatan film dimana keseimbangan antara produksi pasca produksi ( seperti membersihkan foto, penambahan analog efek digital dalam gambar-gambar awal yang dimasukan). Film yang ada direkam sebagai film data pada hard disk dan memori flash dengan menggunakan sistem RAID ( Redundant Array of Inexpensive / Drives independen / disk ). Berbagai hal dapat dicoba dengan lebih cepat dan mudah tanpa pembatasan fisik yang ada. Dalam pembuatan film kontemporer, periode pasca-produksi sekarang umumnya jauh lebih lama dari masa produksi, hasil akhir akan terlihat pada layar dalam pencitraan yang dihasilkan komputer dan CGI editing. Dari sejarahnya, CGI memiliki kualitas gambar yang kasar, Kualitas CGIS yang muncul jauh berbeda dengan visual dari objek yang secara dunia nyata telah di foto dengan menggunakan seluloid ( tradisional ). Konsekuensi dari kualitas visual yang berbeda, yaitu gambar yang dihasilkan CGI biasanya muncul di layar untuk jangka waktu yang lebih pendek dari gambar nyata.

Conclusion

Pada akhir 1990-an, digital cinema sangat berpengaruh dalam dunia perfilman karena yang dulunya pada proses pembuatan film menggunakan pita seluloid yang dulu harga nya cukup mahal tetapi setelah munculnya  era digital perfilman semakin berkembang dan maju. Dilihat dari gambar yang dihasilkan maupun efek-efek yang ada dalam film sekarang lebih bagus dibanding dengan masa sebelum masuknya era digital. 

Sumber :
"Digital Cultures Understanding New Media” By Glen Creeber and Royston Martin

0 komentar:

Posting Komentar

 
;